SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH

Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. bersiap di medan Perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit datang menemui Rasul. Dia rupanya ingin masuk Islam, dan akan ikut perang bersama Rasulullah.

Amar bin Thabit berasal dari Bani Asyahali. Semua kaumnya sudah masuk Islam, setelah tokoh yang terkenal --Saad bin Muaz-- memeluk Islam. Tetapi Amar enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah, menyatakan dirinya siap masuk Islam, bahkan siap ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Rasulullah menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh itu, karena masing-masing sibuk menyiapkan perbekalan perang. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui ke-Islamannya.

Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pingsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar?" Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka Amar masih kafir. Mereka kira, Amar masih belum masuk Islam. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu, Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah S.w.t. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah s.w.t. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi."

Amar pun meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai syahid. Waktu hal itu diketahui Rasulullah s.a.w. , maka Rasul pun bersabda,: "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Rasulullah s.a.w. berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga, sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah s.w.t. Baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit."

Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah s.a.w.. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah, yaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah s.w.t. di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah s.a.w. menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini. (Net).*

Artikel Islam Media Network Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2017 Islam Media Network