ISIS: Strategi Sarang Lebah Amerika dan Zionis

profil ISIS
SEJAK kemunculannya,  ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) atau Ad-Daulah Al-Islamiyah fi Al-Iraq wa Al-Syam, mengundang kecurigaan. Pasalnya, kelompok ini begitu tumbuh pesat, bersenjata lengkap, tampak terlatih, namun anehnya mengabaikan Israel.

Muncul dugaan, jangan-jangan ISIS ini adalah antek Amerika dan Israel untuk memperburuk citra Islam, seklaigus jalan bagi Amerika untuk menguasai Irak dan Suriah, sebagaimana Amerika membentuk Taliban untuk menguasai Afghanistan.

Siapa sebenarnya ISIS? 
Mantan pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden menyatakan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan organisasi bentukan dari kerjasama intelijen dari tiga negara.

Dikutip Republika Online dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, Snowden mengungkapkan, satuan intelijen Amerika, Inggris, dan Mossad Israel bekerja sama untuk menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS itu.

Snowden mengungkapkan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstremis di seluruh dunia. Mereka menyebut strategi tersebut dengan nama 'sarang lebah'.

Dokumen NSA yang dirilis Smowden menunjukkan bagaimana strategi sarang lebah tersebut dibuat untuk melindungi kepentingan zionis dengan menciptakan slogan Islam. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Yahudi adalah menciptakan musuh di perbatasan.

Strategi tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target. Tak hanya itu, adanya ISIS akan memperpanjang ketidakstabilan di timur tengah, khususnya di negara-negara Arab.

Berdasarkan dokumen tersebut, pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pun mendapatkan pelatihan militer setahun penuh dari Mossad, Israel. Al Baghdadi juga mendapatkan kursus teologi dan retorika dari lembaga intelijen zionis itu.

ISIS: Antek AS dan Zionis
Snowden bukan orang pertama yang mengatakan ISIS itu buatan Amerika dan Zionis. Sebelumnya, penulis dari Yordania, Ahmad Shafrar, dalam tulisannya di Harian Al-Watd, 5 Juli 2014, dan diterjemahkan oleh Ustadz Ali Ridha, menyatakan ISIS tak lain adalah "antek-antek Amerika dan Israel"! 

Ahmad Shafrar menguaraikan anaisis dan argumentasinya dengan panjang lebar, sebagai berikut:

"Hakekat jihad untuk mendirikan negara Islam di Iraq dan Syam (ISIS) yang bermetamorfosis menjadi Khilafah Islamiyah, siapakah yg mendirikan, merencanakan, mengarahkan dan mendanainya?
Inilah jawaban yg akan mengungkap rahasia siapakah ISIS sebenarnya yg sekarang bermetamorfosis menjadi Khilafah Isamiyah.

Jihad yg kita dengar di Irak & Syam tidak lain adalah produk permainan kotor intelijen.

Secara historis, pondasi-pondasinya berawal ketika CIA menjelang perang Amerika Serikat berusaha menghancurkan Uni Soviet sejak tahun 1988.

Hari ini, hal itu dicloning oleh intelijen Amerika, Israel dan Iran utk memutar kembali skenario yg sama dgn satu cara tapi dengan nama dan kepemimpinan yg baru.

Jihad ISIS adalah ide Zionis Amerika dan Iran yg mereka adopsi dgn tujuan dua alasan :

1. Memperburuk citra Islam Sunni yg tiap tahun menyebar secara damai di seluruh negara Eropa, Amerika Utara dan Selatan.

Dan ISIS diprogram utk memperlihatkan kebengisan Islam seperti memmbunuh dgn pedang, memenggal kepala dgn sadis, menyalib orang hidup-hidup di tiang-tiang jalanan. Lalu disebarkan lewat Youtube dan diulang-ulang terus oleh stasiun Tv internasional utk memperlihatkan kesadisan ISIS terhadap orang yg tidak sependapat dg mereka. Tujuannya adalah menciptakan citra yg menakutkan supaya orang-orang menjauhi Islam dan kaum muslimin. Dan dalam hal ini, upaya mereka sangat sukses.

2. Memperlemah negara-negara Arab khususnya negara Teluk dgn cara politik pecah belah. Hal ini utk menggaransi mereka agar terus mendapatkan minyak secara gratis dalam waktu yg lama dan memperbarui transaksi berikutnya. Mereka juga sangat sukses dlm hal ini.

Siapakah sebenarnya ISIS ini. "Seorang mukin harus cerdas dan pintar"

Kita berhak melontarkan beberapa pertanyaan berikut utk mengetahui bahwa hakekat ISIS dan Khilafah Islamiyah adalah bentuk permainan intelijen internasional!

1. Kita tidak melihat ISIS bergerak utk membebaskan Palestina

2. Kita juga tidak melihat ISIS mendekati seluruh tapal batas Israel. Yg terjadi justru sebaliknya, mereka melindungi (perbatasan) Israel tersebut.

3. Mengapa ISIS tidak membantu Gaza dan Tepi Barat yg terisolir?

4. ISIS tidak berusaha utk menghentikan perluasan pembangunan pemukiman Zionis di kota Quds dan sekitar Masjid al Aqsa, di al Kholil dan beberapa kota dan desa di Tepi Barat.

5. Peluru dan roket ISIS tidak diarahkan kepada pasukan Bassar Asad di Suria, dan Noury al Maliky di Irak.

6. ISIS tidak berusaha membebaskan kaum muslim sunni di Iran yg berada di bawah cengkraman pemerintahan Rofidhoh, hingga tak ada satu pun masjid sunni di Teheran, padahal di sana terdapat banyak tempat peribadatan lain milik Yahudi, Budha, dan Hindu.

Maka hakekat jihad ISIS adalah kedustaan pers di stasiun TV lokal dan internasional, dan media-media sosial, untuk memobilisasi para pemuda yg frustasi lagi bodoh, dan memanfaatkan mereka seperti kayu bakar peperangan Amerika dan Zionis dalam rangka melaksanakan rencana-rencana dan konspirasi mereka (dengan menggunakan tangan orang lain tentunya) di negara-negara Arab. Mereka dipersembahkan sebagai korban kemanusiaan dalam perang mereka.

Dari sini kita bisa mengungkap bahwa ISIS didirikan oleh CIA, Mossad dan Iran, negara-negara Arab lokal seperti Suria, Irak, al Jazair & Mesir, serta negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis dan Rusia.

Inilah rahasia hakekat ISIS, yg diubah oeh intelijen AS, Zionis dan Iran menjadi Khilafah Islamiyah supaya mereka bisa menjangkau target yg lebih luas selain Suria dan Irak.***

Artikel Islam Media Network Lainnya :

1 comments:

  1. Hai iblis, kalau ngomong / nulis artikel yg bener dong, mosok di iran ndak ada masjid ?, jangan2 ente ini yg antek dajjal

    ReplyDelete

Copyright © 2017 Islam Media Network